Sebuah iklan bisa sangat mempengaruhi pikiran pembaca atau yang melihatnya. Apa yang membuat konsumen tergerak untuk memilih suatu sementara ada beberapa produk yang lain? Tidak selalu karna kekuatan dari produk itu, bukan karena kualitas atau harga yang kompetitif, tapi ada penanaman pikiran yang memberikan alasan kuat terhadap pikiran dan perasaan terhadap merek tertentu di otak kita dengan kampanye iklan yang dibuat khusus.
“Saya benci iklan itu, saya tidak mengerti apa hubungannya sex dengan makanan..?”
Anda akan selalu pikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai anda menemukan jawabannya atau tidak, tapi Anda sudah mengingatnya…
Apa itu provocative advertising?
Kreasi dan inovasi adalah dua aspek yang menarik dalam iklan. iklan yang flat dan terlihat biasa saja, tidak memberikan efek ingatan yang kuat dibenak konsumen. Beberapa strategi iklan dibuat lebih menonjolkan reaksi/impact emosional, seperti humor, pengalaman mengejutkan, rasa takut, pengalaman inspiratif, daya tarik seksual, rasa tidak aman, dll yang akan memberikan rasa menemukan sesuatu yang lebih kuat, menekan logika keputusan dan akan selalu diingat.
Provokasi dalam iklan sering dibangun dari unsur-unsur kaidah umum yang dilawan atau penguatan inti makna yang diledakkan secara terbuka, seperti misalnya unsur orisinalitas yang di twist dalam ilustrasi, warna, format atau bentuk menjadi suatu penekanan pesan yang kuat dan berpengaruh . penekanan dari pesan iklan yang tercermin dalam tingginya tingkat kejelasan (highlight).
Rangsangan keras visual dan persepsi, dengan kata lain interpretasi iklan yang memberi reaksi perubahan pemikiran dan sikap. seperti hal tabu, kontroversial atau illogical (tidak logis)
Evolusi iklan dalam perkembangan kultur budaya, teknologi dan pengetahuan manusia saat ini telah menyebabkan munculnya iklan mengejutkan yang berbeda dari orang lain (unusual) dengan penggunaan tema dan ilustrasi yang sebelumnya tidak digunakan oleh pengiklan secara umum. Namun, daya tarik provokasi bergantung pada beberapa sifat yang digunakan oleh iklan emosional, seperti humor, seks atau rasa takut.
literatur mengungkapkan bahwa iklan provokatif memiliki daya persuasif yang mempengaruhi sikap penerima (Vezina dan Paul 1997; De Pelsmacker dan Van Den Berg, 1996; Pop, Voges dan Brown 2004, De Barnier et al 2004) dan emosi yang berbeda (La Tour 1990 Ben Amor et al 2007). Hal ini sangat tergantung pada derajat toleransi publik. Iklan emosional provokatif bertujuan menghadirkan merek secara kuat dan tanpa disadari.
Iklan yang provokatif dirancang terutama untuk menerobos simpang siur (chaos crowd) iklan-iklan lain untuk menangkap perhatian khusus dan juga menciptakan buzz, menarik penonton untuk merek tertentu atau membawa kesadaran untuk isu tertentu, seperti dalam pelayanan publik, masalah kesehatan atau himbauan masyarakat (misalnya penggunaan sabuk pengaman mereka, mempromosikan pencegahan PMS, membawa kesadaran rasisme dan ketidakadilan lainnya, atau menanggulangi kebiasaan merokok).
Iklan yang provokatif erat kaitannya dengan ilustrasi yang memancing emosional, mempengaruhi, menantang, mengejutkan dan tidak biasa, seperti beberapa unsur yang dijelaskan dibawah ini :
1.Keberanian pesan
Pesan iklan dan ilustrasi provokatif membutuhkan keberanian berbicara, baik dalam tema maupun gambar, keberanian yang beralasan serta akan membawa pembaca kepada satu pemikiran yang radikal dan sugestif. Membawa mereka untuk bersikap yang nyata, mengikuti atau menolak!
Keberanian ini didasari kepada pemikiran yang matang dan pemahaman kondisi masarakat yang ada, sikap yang akan terjadi, kepercayaan yang terbangun dan keinginan yang terbentuk. Apakah Anda berani berkata kepada mereka bahwa apa yang mereka sukai itu jelek, maka katakanlah: “Ini yang sebenarnya terbaik buat kamu!”
- Kejutan
iklan provokatif menggunakan ‘kejutan‘ dalam ilustrasinya sebagai rangsangan mengendalikan pecitraan dan akan mengingat nama merek tersebut setiap kali mereka menemukan sesuatu yang berhubungan dengan gambar tersebut.
“Apa pendapat kamu jika melihat telur dalam frying pan? saya selalu teringat sebuah merek yang menggunakan bahan teflon…” Jika anda tahu, ada sebuah TVC scene tentang telur yang berusaha berpegangan agar tidak merosot dalam pan yang licin…Ide cerita telur itu memberi kejutan fakta dan gambaran yang selama ini tidak terpikirkan.
- Kontroversi
kemungkinan-kemungkinan dari keseharian yang di salah gunakan atau anggapan-anggapan yang dibantah, konsumen melihat itu dan berpikir bahwa iklan ini salah, tapi itu membuat mereka ingat dan mencoba memikirkan kembali.
Strategi eksekusi (pelaksanaan pembuatan) biasanya berdasarkan inisiatif atau ide-ide yang sebelumnya asing untuk suatu adegan iklan. Inisiatif ini bisa menyentuh isu-isu sensitif yang mungkin membangkitkan nudisme, kematian, penderitaan, kekerasan, masalah agama dan ras, atau penyakit sosial masyarakat. Memang tema yang disajikan dalam iklan mempengaruhi hampir setiap individu.
Industri fashion dan standar regulasi periklanan telah mengalami pergeseran hasil eksekusi iklan dan ilustrasinya dalam beberapa waktu ini. Cara-cara untuk merayu, menjual dan menarik perhatian telah membawa kepada penggunaan pesan sugestif, bahkan metode visual yang ekstrim – baik itu melalui seks, kekerasan atau kondisi sosial – agar produk mereka ‘lebih terlihat’ dan menjadi berita utama dalam pemikiran dan pembicaraan masyarakat. Katakan dengan “Pasti kamu suka!” bukan dengan” Kamu akan menyukai..”
- Makna Ganda dan pesan tersembunyi
Beberapa ilustrasi kadang membuat komplikasi dengan makna tersembunyi atau memberi makna ganda dalam ilustrasinya, seperti gambar-gambar pose atau sikap seseorang yang bermakna sesuatu namun dapat diinterpretasikan hal lain, atau suatu makna gambar yang dilatar belakangi hal yang bermakna lain.
Ini kadang memberikan sedikit pertanyaan dan kerut dikening ketika melihat iklan itu, namun akhirnya memberikan kesimpulan yang sama, yakni kegilaan pesan yang mengesankan.
Sekilas gambar ini seperti porn picture, namun ketika dibalik ada gambar 3 botol produk.
- Biarkan orang menciptakan hayalannya sendiri
Beberapa gambar sengaja dibuat menjadi bentuk tertentu, namun sebenarnya bukan hal yang dimaksud, tetapi gambaran yang mengambang atau bermakna lebih luas seiring Imajinasi setiap pembaca. Seperti jika Anda melihat gambar seperti pantat, namun sebenarnya itu bukan gambar pantat, bahkan bisa terlihat bentuk lain – atau gambar tertentu yang bisa diinterpretasikan berbeda.
Ini seperti memberikan pesan tersembunyi, mengubah satu hal ke yang lain yang tidak dapat diklaim sebagai pesan yang salah.
- Menciptakan target selektif
Efek dari iklan provokatif juga bisa dijelaskan dengan teori persepsi selektif dimana individu diseleksi dengan mengatur dan mengevaluasi rangsangan dari lingkungan eksternal yang memberikan pengalaman yang berarti bagi dirinya. Hingga mereka akan terfokus pada bentuk tertentu dari lingkungan itu dengan mengesampingkan orang lain. Maka akan terbentuklah kelompok orang-orang yang bersikap kuat terhadap ‘sesuatu’ (Loyalty) dan tidak terpengaruh hal lain.
Para konsumen akan memilih informasi tergantung dari filter persepsi berbeda berdasarkan pengalaman mereka. misalnya kecenderungan orang untuk melindungi diri terhadap sesuatu atau situasi yang mengancam (persepsi pertahanan) maka pesan itu akan disaring.
Seorang perokok berat akan bersikap mengabaikan gambar kanker paru-paru dimanapun terlihat, karena konten gambar itu bisa dianggap sebagai mengganggu dan tidak nyaman. Maka dia akan tetap merokok…
- Sindiran kuat
Ini sangat efektif seperti plesetan dari kata-kata atau gambar. Setiap konten pada iklan ini digunakan sengaja untuk memberikan sindiran-sindiran terhadap kultur tertentu atau budaya seksual dan konotasi terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu. Persuasif seperti itu tidak hanya menggelitik, lucu tapi sangat provokatif dan membuat orang berpikir tentang apa yang benar-benar berarti, sebagai efek dari iklan itu.
Pasar saat ini terjadi persaingan sengit dengan penawaran yang berfokus pada strategi iklan, strategi yang pasti bekerja. Oleh karena itu tidak mungkin dilakukan tanpa iklan yang menyentak dan memaksa untuk menyadari sesuatu. Konsumen yang terkena pengaruh persepsi ini dibentuk dari rangsangan iklan setiap hari dan menekan keputusan memilih. fenomena ini meningkat dengan munculnya Internet dan Penyebaran (proliferation) jaringan sosial digital.
“Hey, apakah kamu tahu bahwa yang kamu lakukan itu tidak memberi apa-apa!” Begitu contoh bentuk sindiran bagi kultur atau kebiasaan-kebiasaan tertentu.
- Sexualitas
Beberapa perusahaan menggunakan seksualitas untuk iklan mereka karena berkaitan dengan produk mereka. Ambil contoh Durex, mereka menjual kondom sehingga bisa dipahami jika mereka memasukkan seksualitas dalam iklan mereka. Sekarang banyak produk lain mencoba menggunakan seksualitas untuk menjual produk mereka, meski produk yang tidak ada hubungannya dengan seks.
Seperti konten seksual dalam iklan parfum secara umum menunjukkan kulit dada dan payudara, kemeja terbuka, pakaian ketat atau tindakan menyentuh, mencium, memeluk, dan voyeurisme. Bentuk-bentuk lahiriah dari konten seksual sering diciptakan menjanjikan pemakainya lebih menarik secara seksual, atau hanya “merasa” lebih seksi untuk seseorang.
Banyak iklan produk-produk tidak berhubungan yang memaksakan menggunakan konten seks, karena begitu menariknya persoalan seks bagi mereka. begitu juga Humor dan seksualitas berjalan beriringan dalam membuat iklan yang sukses. Penggunaan humor selalu efektif karena dikatakan bahwa cara terbaik untuk mengingat adalah ketika Anda sudah tertawa tentang hal itu.
- Humor
Iklan bernada humor seringkali sukses memikat konsumen, ? pada dasarnya setiap orang dimanapun, suka dengan hal-hal yang lucu, Humor yang efektif memprovokasi pikiran diantaranya materi ketidakcocokan (incongruity), yaitu tentang melawan logika, penyimpangan dan akibat yang ekstrim. Hal inilah yang biasanya digunakan dalam kampanye sebuah produk. hal penting yang harus dipahami adalah Target pasar yang harus selalu diperhatikan. Apa yang lucu dalam kelompok atau situasi tertentu mungkin tidak lucu pada situasi lain.
Humor provokatif dapat membuat sesuatu goncangan yang menarik bagi konsumen, dan untuk meningkatkan daya ingat, evaluasi, dan niat membeli ketika pesan lucu bertepatan dengan tujuan iklan, dan meningkatkan pesan persuasif. Namun harus hati-hati dengan materi humor yang dapat berbalik kepada penurunan persepsi citra produk dan penolakan materi iklan dari segmen tertentu.
Menjadi berani dalam iklan membutuhkan pengetahuan pelanggan Anda dan melakukan banyak pekerjaan di bidang kesehatan merek. Untuk menjadi provokatif tapi tidak menyinggung, Sementara kesalahan persepsi dan kemarahan publik bisa saja menjadi bagian dari ritme dan impact yang membawa iklan menjadi pembicaraan. Anda memerlukan gambaran yang jelas tentang bagaimana pelanggan melihat merek Anda, pesaing Anda dan industri Anda.
menampilkan kepercayaan merek Anda, produk Anda dan pelanggan Anda. Pada akhirnya, Anda mungkin tidak perlu iklan provokatif untuk menunjukkan kepercayaan diri ?? – Tetapi jika merek Anda memilih rute itu, Anda lebih baik pastikan Anda memahami pelanggan Anda dengan baik. Selamat berkarya
Baca juga :
7 Komponen sederhana Branding Strategi yang efektif
Kemampuan Analisa Anda mendukung arah program Promosi lebih Baik
Kegagalan yang sering terjadi dalam Marketing Communication
Pentingnya bahasa promosi yang ‘Kena’ dalam Iklan
[button color=”white” size=”normal” alignment=”none” rel=”follow” openin=”samewindow” url=”http://klopidea.com/contact-usif-you-need-help-to-designing-or-branding/”]Presented by : Fahri Ubay, Branding & Communication consultant, Creative Director & founder of klopidea.com[/button]
Sumber :
How does provocative imagery make advertisements more persuasive? – thomasvanschie
32 Provocative Public Awareness Ads That Will Change Your Outlook On Life – brainjet.com
Provocative Persuasive Advertising and Mediating role of Emotions – journal-archieves35.webs.com