February 16, 2015 Fahri ubay

10 Hal yang bisa merusak Hasil pekerjaan Design Brosur

Banyak cara menata dan menyusun konten dalam Design Flyer atau brosur yang tidak baik, hasilnya apa pesan dan gambar yang kita sajikan menjadi tidak menarik yang berakibat keinginan konsumen untuk mengetahui lebih jauh isi materi yang disampaikan menjadi terhambat dan akhirnya menjadi lembaran kertas yang tidak berarti. Ada beberapa hal yang perlu dihindari dalam mendesign sebuah Flyer agar tidak disebut sebagai Pesan komunikasi yang “Gagal” :

1.  Brief yang tidak lengkap dan tidak jelas.

Apa yang klien mau? apa tujuan dari konten yang dimasukkan?  Desiner harus mengerti dengan jelas dan memproyeksikan hal itu dengan baik. terkadang klien tidak mengerti apa sebenarnya yang dia mau, atau terkadang mengkririk cara designer menggambarkan gagasannya, karna mereka punya gagasan sendiri atau mencontoh apa yang dibuat orang lain . ini memerlukan kecocokan visi yang baik serta kepercayaan klien terhadap cara berpikir Designer untuk berkomunikasi

2.  Headline yang kurang jelas terbaca

Headline yang tidak jelas akan memecah kenyamanan dan konsentrasi yang ingin membaca, akhirnya hilang keingin tahuan konsumen dan membuat malas untuk membaca. kesalahan sering terjadi ketika meletakkan Text Headline diatas background image yang kuat, bukan di area yang Clean..

3.  Font yang kurang cocok

Font yang digunakan tidak sesuai karakter produk, bentuk font yang memaksakan fantasi designer. Desainer Grafis harus menghindari penggunaan font yang salah karakter. Font yang berbentuk kasar tidak cocok untuk produk yang menawarkan kenyamanan atau kewanitaan. Beberapa font baru yang aneh terkadang tidak dapat terdeteksi oleh font yang ada di computer lain dan otomatis akan diganti dengan font default. Font haruslah sesuai untuk tema pesan dan konten yang disampaikan. pemakaian effect pada font yang berlebihan juga akan menggangu membaca sebuah judul atau teks yang ada.

4.  Penggunaan terlalu banyak type dan warna Font

Kadang designer terlalu bersemangat meluapkan “keceriaan” dalam menuangkan konten-konten tertentu sehingga melupakan unsur kemudahan membaca dengan kesederhanaan type font. Gunakan 2 atau maksimal 3 jenis font dalam keseluruhan konten Flyer.

5.  Penataan Layout, Teks dan background yang tumpang tindih

Kenyamanan membaca dan kemudahan mempelajari konten dari konsumen adalah refleksi keinginan mereka terhadap produk yang ditawarkan. Konsumen yang peka terhadap karakter dan kondisi visual, akan membayangkan kondisi yang serupa dengan  apa yang dilihatnya. Mungkin mereka akan menganggap bahwa produk yang ditawarkan sama buruk dengan Flyer yang dilihatnya.

Kadang kita menata atau membuat keindahan dalam sebuah layout berdasarkan apa yang kita anggap bagus, menurut kehendak diri sendiri (Ego) atau menjadi berlebihan, seperti pewarnaan yang tidak sesuai, penyusunan bentuk tumpang tindih dan diputar-putar, atau volume materi yang dipaksakan memenuhi ruang dalam halaman. Susunlah Headline, Illustrasi dan Copy text mempunyai area tersendiri dan bersih dari gangguan visual yang tidak perlu, gunakan background pada posisi dan ‘kepekatan gambar‘ yang lebih rendah. Utamakan keindahan yang kita sajikan harus harmonis dan universal, bagus untuk kita, tapi juga menarik untuk orang lain.

6.  Pemilihan Illustrasi dan Resolusi gambar yang tidak baik.

Ini membutuhkan kreatifitas dan pengetahuan teknis yang baik dari seorang Desiner. Jika gambar diambil dari sebuah website, tidak boleh lebih kecil dari ukuran gambar yang diinginkan pada saat dicetak (Actual Size). Image yang diletakkan jangan terdistorsi menjadi pendek atau memanjang. Tampilan gambar pada brosur akan dianggap mewakili kualitas produk sebenarnya.

7.  Penataan materi yang tidak sistimatik

Ketika seseorang membuka sebuah brosur, mereka membalik-balik halaman dan mencoba mencari tahu apa yang paling penting untuk pertama diketahui. Susunan konten seharusnya menuntun pembaca mengerti dengan nyaman dan diajak “menjelajahi” potensi-potensi bagus yang ada dalam brosur.

Susunlah dengan sistimatika mulai dari memperkenalkan Nama produk, laluinformasi point-point apa yang menguntungkan bagi pembeli, perlihatkan gambar-gambar yang mempesona serta informasi tambahan yang melengkapinya, baru akhirnya membicarakan hal-hal teknis mengenai produk atau cara memilikinya.

8.  Pihak kedua yang mengendalikan pekerjaan Anda

Kadang dalam pekerjaan Graphic Design atau profesional Expertise lain sering diganggu oleh pihak “Co driver” yang merasa lebih pintar duduk disamping kita, ini menggangu penyaluran inspirasi dan hasil akhir yang didapat. beberapa saran dan kritikan yang seolah mengendalikan Anda sebagai pelaku utama, memecah konsentrasi, membelokkan unsur-unsur yang seharusnya baik dalam design atau menambah hal-hal yang dianggap harus ada dalam materi sehingga menghasilkan sebuah hasil karya yang “mencengangkan” dan tidak efektif.

9.  Bekerja secepat mungkin

Tolong dikerjakan sekarang, hari ini saya tunggu” Begitulah kira-kira permintaannya…

Untuk membuat sebuah Design Graphic terutama Brosur yang mengandung banyak materi dan ke-integrasian materi dengan tujuan mengkomunikasikan produk secara baik dan menarik minat, diperlukan waktu yang relatif lebih dari 1 hari kerja. Ada proses yang harus dilalui seperti penelusuran kaidah konten, strategi brainstorming visual dan bahasa komunikasi, mencari image yang sesuai. Semua ini harus dilakukan dengan matang dan terencana. Ketelitian penataan, pemahaman tujuan dan target konsumen serta pemakaian bahasa komunikasi yang tepat memberikan hasil akhir yang efektif dan menarik.

10. Harga Design Service yang Murah.

“Murah berarti tidak maksimal”, itu yang sering terjadi dalam hasil sebuah karya Design. Pekerjaan ini membutuhkan pengetahuan, pengalaman dan nilai estetika yang baik. kadang klien menganggap remeh pekerjaan seorang designer ; memilah-milah font, memasukkan gambar dan mengetik teks dengan rapih..That’s It!  Maka hasilnya adalah sebuah karya yang kurang kreatif dan tidak representatif. sehingga kegagalan daya tarik sebuah design menjadi hal yang dapat disalahkan, Designer is a problem Solver, not Layout Compiler

Kadang dari designernya sendiri yang merasa bahwa pekerjaan itu begitu mudah sehingga mereka menetapkan harga yang rendah, ini yang membuat Klien terbiasa dengan nilai rendah yang dinegosiasikan tanpa pertimbangan kualitas komunikasi sebuah Design. Perlu Kerjasama yang baik antara Klien atau Leader dan Designer yang bertanggung jawab dalam pembuatan Design ini agar hasilnya menjadi sebuah Media komunikasi yang menyampaikan pesan dengan baik dan efektif.

(Baca juga : “Trik membuat Flyer Anda menarik perhatian Konsumen)

, , , , , , , , , , , , , ,

Fahri ubay

Branding Strategic & Marketing Communication Consultant, Graphic Designer

Comments (2)

Leave a Reply